Minggu, 18 Mei 2014

PERCAYA PADA TUHAN BUKAN PADA MANUSIA

Zaman dulu sebelum kelahiran Yesus Kristus , Orang-orang sudah mengenal Tuhan Sang Pencipta alam semesta. Hal ini tercatat dalam kitab Tulisan Nabi Musa sekitar tahun 1400 SM. Hanya Orang-orang tertentu yang bisa berkomunikasi dengan Tuhan seperti Seorang Raja, Seorang Imam dan Seorang Nabi.Sedang Orang-orang biasa ingin mengetahui masalah selalu bertanya kepada Imamnya yang menyampaian kepada Tuhan. Apakah budaya ini masih 80%dilakukan penduduk didunia? Menurut survei Penulis masih dengan jawaban Ya.arti kata "apakata kepala suku kita ikuti saja". Kepala suku diartikan seorang Pandita\seorang biksu\seorang ustad\seorang pendeta, Yang jelas seorang yang dipercayakan suci yang bertindak menjadi perantara manusia Tuhan.
Coba kita renungkan Jika orang-orang dimanfaatkan oleh kepala suku untuk tindakan jahat maka orang-orang juga mengikutinya.Inilah krisis Kepercayaan terhadap kepala suku. Dalam sejarah kekristenan pada abad pertama setelah kelahiran Yesus Kristus. Manusia mulai memiliki kesadaran bahwa mereka setiap pribadi percaya dan mengikuti ajaran Kristus bisa berkomunikasi dengan Tuhan tanpa inilah diajarkan para Rasul pada abad pertama. Tapi sayang keadaan ini tidak berlangsung lama karena Kekaisaran Romawi terancam, banyak yang tidak percaya pada Raja sehingga pada datang masa-masa kegelapan (192M-284M), mulai dari Kaisar Commodus hingga Kaisar Diocletian Banyak Orang-orang Kristen dianiaya.Dari sinilah kembali Komunikasi manusia pada Tuhan kembali lewat perantara seorang kepala suku alias pemimpin altar. Saudara pembaca yang terenung. sebenarnya didalam diri kita memiliki channel bisa berkomunikasi dengan Tuhan tetapi kita tidak pernah diaktipkan. Seperti sebuah ponsel belum disetting on sinyal agar bisa berkomuniksi dengan base unit.Jadi apabila kita jatuh sakit ataupun punya masalah dan ingin meminta tolong Tuhan dan perlukan kita meminta doa dari kepala suku?Jawaban ada ditangan saudara, beriman atau tidak ,percaya pada Tuhan atau manusia. Sekilas sharing " saya memiliki sepasang putra putri , mereka hidup selalu bersama . Ketika putra terserang kena cacar air dan secara medis virus cacar air sangat menular bukan, apalagi mereka tinggal dalam satu rumah dari lemari baju sampai peralatan makan disimpan yang sama secara teori kedokteran pasti menular. Saya pernah tanyakan hal ini kepada dokter, pada sanak saudara dan semua menjawab penyakit sangat menular dan putri anda pasti tertular.Tapi saya beriman dengan berdoa meminta hikmat dari Tuhan. Kami setiap malam menjelang tidur berdoa bersama dengan satu kesepakatan agar putri saya tidak ketularan dan putra saya sembuh total. ternyata mujizat terjadi sampai saat ini putrisaya tidak kena cacar air.Jika saya mendengar suara manusia maka nasib akan terjadi seperti kita beriman kepada manusia. Ingat tulisan kemarin dibahas tentang Iman tmbul dari pendengaran. Pendengaran akan suara Tuhan bukan suara kepala suku.